Senin, 30 April 2012

mengapa KORUPSI oh mengapa ANGELIA SONDAHK

Dalam hiruk pikuknya pemberitaan kasus hukum korupsi yang menyeret mantan putri indonesia  tahun 2001 ( Angelina Patricia Pingkan Sondakh atau dipanggil Angie ) menjadi kesekian kalinya pejabat publik yang bermain-main dengan uang negara. situasi yang sungguh menyulut emosi betapa mudah perampasan uang negara dengan dalih beragam dengan melibatkan banyak orang.
ini sungguh ironis ketika mereka menjabat dengan lebelitas yang melekat sebagai anggota lembaga terhormat, dengan kemampuan intlektual yang tinggi namun menyimpan sejuta tanya yang sebelumnya jauh dari angan kita ( karena kita sering berkhusnudhon /berbaik sangka )
tentunya membuka kata tanya 
"apakah jika tidak dengan korupsi jabatan akan terancam...?"
"apakah dengan tidak korupsi beresiko instabilitas politik dan ekonomi keluarga terancam'...?"
"atau dengan tidak korupsi akan terjerembab pada diskriminatif  dinternal partai dengan lebel kader mokong..?"
Apa yang melatar belakangi untuk berkompromi pada korupsi kita tidak tahu, atau dengan kata -kata yang sudah terlambat " aku hanya dijadikan korban konspirasi " dan lain sebagainya , dari kita kembali gundah apakah masih ada pemimpin yang bersih dengan korupsi...? ada tentunya,  tukang cukur, tukang ojek, pak Agus penjual gorengan atau mungkin terlalu berlebih itu.
atau mungkin sebagai kelengkapan sosok seorang peminpin harus pernah mengenyam jeruji besi , akh itu tentunya juga bukan karen a korupsi; seperti  Ir, Sukarno, M. Hatta Mohandas K Gandhi , Eurico Guterres,  Permadi dll,

Namun kita berharap korupsi bukan karena kadungnya kawan, lawan, rekan atau kolega telah juga mengambil sikap yang sama untuk berkonpirasi untuk menikmati uang negara dengan korupsi sebagaimana pengakuan Nazaruddin yang disampaikan oleh Bang Ruhut Sitompul dalam media TV swasta..

Situasinya juga pernah dilukiskan oleh pujangga romggowarsito dalam serat KALATIDA :
amenangi zaman édan            ( menyaksikan zaman gila, )
éwuhaya ing pambudi,            ( serba susah dalam bertindak, )
mélu ngédan nora tahan,      ( ikut gila tidak akan tahan, )
yén tan mélu anglakoni,        ( tapi kalau tidak mengikuti (gila), )
boya keduman mélik,           ( tidak akan mendapat bagian, )
kaliren wekasanipun,            ( kelaparan pada akhirnya, )
ndilalah kersa Allah,             ( namun telah menjadi kehendak Allah, )
begja-begjaning kang lali,      ( sebahagia-bahagianya orang yang lalai, )
luwih begja kang éling klawan waspada   ( akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada. )
Belia adalah Raden Ngabehi Rangga Warsita (alternatif: Ronggowarsito; lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 15 Maret 1802 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 24 Desember 1873 pada umur 71 tahun)  yang hidup di jamandi Kasunanan Surakarta.
ataukah sejarah telah diawali dengan konspirasi pat gulipat sebagai proses penyeimbang dalam berjuang " amar makruf nahi mungkar.." Tuhan yang tahu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar